Tentang
game,
Refleksi.
Game adalah refleksi keadaan sosial masyarakat tempat berlakunya game itu. Tapi
penulis tidak membahasnya lebih jauh tentang game sebagai refleksi keadaan
sosial masyarakat. Melainkan tentang sifat dasar semua game, baik itu
tradisional maupun modern, yakni melalaikan.
Game adalah sesuatu yang melalaikan, meski ia terbukti dapat mengembangkan
imajinasi seseorang.
Tentang remaja,
ia
adalah masa dengan kereaktifan tertinggi, yaitu ketika remaja mendapatkan
sebuah hal, maka remaja akan merespon atau membalas hal itu dengan sekenanya,
tanpa ada kajian yang mendalam, pemikiran yang kritis, analisis yang objektif,
sehingga bentuk respon dan balasan remaja bukan dalam bentuk yang arif dan
bijak, melainkan dalam bentuk serampangan dan dangkal.
Booming game
modern,
Tiba-tiba saja game itu booming, hingga di mana-mana
dapat kita temukan game, di handphone kita, di laptop kita, di komputer rumah
kita, jika tak punya konsol atau gadget, maka masih banyak warnet dan game
center yang hanya dengan uang tiga ribu rupiah kita dapat menikmati satu jam di
sana untuk bermain game, tidak mahal untuk ukuran remaja, baik remaja itu
seorang pelajar ataupun bukan. Sekarang bisa kita lihat di mana-mana, di mana
ada game, pasti ada remaja. Benar kan ?
Efek booming game pada remaja,
Efek booming game pada remaja,
Terlalaikan.
Banyak remaja yang dilalaikan oleh game yang ia mainkan. Hal ini tentu akan
mengakibatkan kemalasan melakukan semua
hal kecuali main game, ini tentunya mengerikan, membuat kita tak tertarik
dengan pekerjaan di dunia nyata, mungkin kita akan bisa menorehkan skor terbaik
di game yang sedang kita gandrungi, akan tetapi ketika sekring terputus, ketika
kipas angin rusak, ketika rantai sepeda motor los, yang bisa kita lakukan hanya meminta pertolongan, wajar kalau
sekali, tapi kalau berkali-kali?
Yang
lebih dahsyat adalah ketika game membuat
remaja lupa akan tujuannya dihadirkan dalam dunia ini, maka hal ini
tentunya harus sangat dihindari, karena ketidaktahuan akan tujuan hidup
mengakibatkan seluruh proses kehidupan tak akan lagi bermakna, jiwa tak akan
lagi dipenuhi warna yang membuatnya merasakan bahagia, yang ada hanyalah
kesenangan yang tak lebih dari kamuflase yang mengandung tipu daya. Kalau sudah
begitu, mau dikembalikan? susah.
Ada solusi untuk remaja dan game ?
Tentu!
Hanya
dua saja. Kenali tujuan hidup, kenali
tujuan nge-game.
1. Kenali tujuan hidup.
Apa tujuan kita dihadirkan di dunia ini? Sederhana tapi memiliki sebuah
tanggung jawab besar, yaitu beribadah kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala. Dan
ibadah tidak hanya melakukan shalat dhuha, shalat tahajjud, puasa senin-kamis, akan
tetapi ibadah itu seluruh hal yang
dicintai oleh Allah baik itu dhohir ataupun yang bathin. Termasuk rutin
ikut MESSI dan aktif di kegiatan SSKI, merupakan ibadah.
2. Kenali tujuan nge-game.
Game dibuat pada asalnya tidak lain sebagai hiburan. Jika kita menjadikan game
sebagai kehidupan, kita akan masuk dalam sebuah kehidupan palsu yang membuat
kita lemah menghadapi kehidupan yang asli.
Oleh karena itu, jadikan game sebagai sampingan yang
tak akan mempengaruhi kita, sehingga ketika kita berada dalam suatu keadaan
baik itu dengan game ataupun tanpa game, kita tidak akan stress karena kita
masih memiliki banyak hal yang lebih berguna untuk dilakukan. Kalau sudah tahu
enaknya tidak ketagihan game. Yakin masih
mau diperbudak game ? (ars)
0 komentar:
Posting Komentar