Kamis, 03 Januari 2013

Husnuzhon



 Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Husnuzhon. Kita pernah dengar kata tersebut bukan? Husnuzhon dapat berarti berpikiran baik tentang apapun serta selalu bersyukur kepada Allah subhanahuwa ta'ala. Kalo bahasa kerennya mungkin Positive thinking. Contohnya adalah ketika kita diberi tahu bahwa nilai kita jelek dan nilai teman sebelah kita bagus, yang termasuk sifat husnuzhon itu adalah saat kita mensyukuri nilai tersebut dan tidak iri serta memfitnah teman kita tersebut. Kita harus bersyukur dengan nilai yang kita dapatkan apabila kita memang sudah berusaha semaksimal mungkin (tentunya dengan jalan yang benar pula) dalam mendapat hasil yang terbaik. Kita pun tidak boleh menduga-duga (ngerasani) teman kita dengan hal yang tidak baik, misalnya, “wah jangan-jangan arek iki nyontek yo,” atau, “ini mesti ada yg gak beres ini, dia pasti curang”. Hal itu tentu tidak baik karena kita memfitnah orang lain. Nah jika kita pernah ‘ngerasani’ seperti itu artinya kita sudah bersifat Suuzhon.

Waduh apa lagi itu? Suuzhon adalah lawan sifat dari husnuzhon. Dan suuzhon itu dilarang, karena bisa membuat kita menjadi iri dan tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah subhanahuwa ta'ala.

Pernahkah kita mengalami seperti diatas?
Atau kita pernah difitnah?

Jika pernah, berarti kita juga pernah menjadi ‘korban’ Suuzhon oleh teman kita. Intinya yang harus berhusnuzhon itu bukan hanya kita, tapi juga semua orang. Akan lebih baik jika kita berhusnuzhon dahulu terhadap orang-orang disekitar kita. Maka dengan begitu maka orang-orang tersebut akan lebih mempercayai kita dan berhusnuzhon dengan kita. Indah bukan jika semua orang bersikap seperti itu? Pertama yang harus kita lakukan adalah memulai dengan diri kita sendiri.

Sebenarnya mudah, yakinkan diri kita bahwa apa yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik bagi kita dan bersyukurlah bahwa kita diberi kenikmatan itu semata-mata karena kita memang membutuhkan itu. “Allah tidak memberikan apa yang kita minta, tetapi Allah memberikan apa yang kita lebih butuhkan” Sudahkah kita berhusnuzhon hari ini? (tro)

0 komentar: