Welcome to the jungle !

Selamat menikmati serpihan dari tetesan ilmu-Nya :).

Ilmu Islam

Pendarkan cahayaNya melalui setitik ilmuNya

Kisah Hikmah

Merangkai kisah dari para pembawa hikmah

Khazanah

Islam? Rahmatan lil 'Alamin!

Fitur Download

Teman-teman bisa mengunduh tausiyah penyubur iman, lantunan firman-firman Allah, dan e-book panduan hidup

Sabtu, 05 Januari 2013

Man Shabara Zhafira



           Tak seperti biasanya Aira nampak murung. Karena penasaran, Putri pun mendatanginya.
           “Ra, kamu kenapa?”
           “Nggak papa, kok,”
           “Terus kenapa mukamu kok sedih? Udahlah, Ra, cerita aja. Aku tau kamu lagi kenapa-napa," Perlahan-lahan, Aira mengangkat wajahnya yang murung dan sembab.
           “Kemaren Sabtu aku ke sekolah, ngerjain tugas kelompok sama anak-anak. Hari itu aku bawa  laptop. Eh, begitu balik, laptopku udah nggak ada di tempat. Raib,”
           “Allahuma... Beneran gak ada?”
           “Iya, Put... Gimana ini... Ya Allah, laptopku di mana...”
           Aira langsung terpekur dan menutupi wajahnya dengan kerudung, menangis. Kerudung putihnya seketika basah karena air mata. Putri tahu jelas bahwa Aira bukan tipe anak yang suka neko-neko. Laptop itu sangat penting baginya. Tak hanya untuk mengerjakan tugas sekolah namun juga untuk menulis berbagai artikel yang rutin ia kirim ke surat kabar. Putri tahu temannya sangat terpukul, namun ia bingung harus berbuat apa. Ia berusaha untuk menenangkan dan menghibur.
“Eh, Ra, kamu inget nggak, kata mbaknya kemarin sewaktu birama?”
           Aira yang matanya masih basah langsung memiringkan kepala, “Kenapa?”
           “Inget, nggak, sih, cerita seorang pemuda yang disuruh menikah dengan gadis buta, tuli, dan bisu?”
           “Ya... Inget, sih...”
           “Meskipun agak enggan, akhirnya diterima kan? Mungkin sepele, tapi kalo dia nggak sabar, dari awal pasti udah ogah dan lari menghindari. Tapi karena tatag, terbukti kan ternyata gadis itu tidak buta, tidak tuli, dan tidak bisu, malahan cantik lagi?”
           “Bener banget,"
           “Emang kayaknya radak nyambung-nggak nyambung gitu sama keadaan kamu sekarang, tapi aku sambung-sambungin aja sih. Aku tau kamu pasti kuat, dan pasti kamu tau Allah punya maksud di balik semua yang terjadi. Allah nggak akan menguji kita lebih dari batas kemampuan kita. Kamu yang sabar, ya, tawakal, tetep berusaha. Mungkin sekarang jadi lebih susah nulis sama ngerjain tugas, tapi aku yakin kamu pasti bisa. Man shabara zhafira, siapa yang sabar akan beruntung. Yakinlah di setiap kesungguhan, Allah menjanjikan keberhasilan. Coba aja liat si Po itu. Mungkin kasus kalian emang nggak bisa disamain, tapi masa iya temenku baru mau sabar kalau dipinang pria buta, tuli, bisu?”
           Aira tergelak, kemudian mengangguk dan tersenyum. Putri senang Aira kembali bersemangat menulis, meskipun fasilitasnya hilang. Aira tak mengingat-ingat soal laptopnya yang hilang lagi di kemudian hari dan berusaha merelakan dengan ikhlas. Bahkan, beberapa hari kemudian, Aira mendapat kabar gembira dan segera membaginya dengan Putri.
          “Alhamdulillah, Put, tulisanku barusan dimuat. Bahkan, kalo aku sanggup rutin nulis dan bermutu, pihak redaksi bakal mempertimbangkan buat bikin kolom khusus,” “Beneran?”
          “Iya, Put,”
          “Alhamdulillah...”
       Setelah berhusnuzhon terhadap Allah, Aira bisa menjalani cobaan dengan tabah dan bahkan Allah mengganjar kesabarannya dengan limpahan nikmat dan karunia-Nya. Bersabar memang bukan perkara yang mudah. Namun, jika kita meluruskan niat dan selalu berusaha ikhlas, insya Allah hati kita tidak akan terasa terbenani menjalaninya. Ambil saja kisah-kisah hikmah sebagai contoh. Tak hanya memesona, namun amanat yang disampaikan juga patut untuk kita serap. (dia/sab)

Kamis, 03 Januari 2013

Ber-Husnudzan Menyehatkan!



Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini kita akan menelaah Husnuzhon. Apa sih Husnudzan itu? Husnuzhon adalah berbaik sangka. Kepada siapa? Kepada siapa saja (baik kepada Allah subhanahuwa ta'ala dan Manusia).

Tahukah kita? Ternyata Husnuzhon itu selain membuat si pelaku mendapat pahala ternyata memiliki berbagai macam dampak yang baik khususnya untuk kesehatan tubuh kita (baik secara medis dan psikologis).

Berikut ini berbagai macam manfaat husnudzan:

1. Membuat si pelaku Husnudzan senantiasa sehat. Karena apa? Karena perasaan hati si pelaku tentram tidak ada prasangka buruk di dalam hatinya. Hal ini juga berdampak pada kesehatan jantung, karena detak jantungnya selalu stabil, dan detak jantung yang stabil menunjukkan peredaran darah yang lancar dalam tubuh.

2. Otak dapat memproses informasi dengan lancar. Karena apa? Karena si pelaku selalu memikirkan hal-hal yang penuh dengan kebaikan, jauh dari prasangka buruk.

 3. Beraktivitas jadi semakin lancar. Karena apa? Karena pelaku selalu menanggapi segala sesuatu dengan pikiran positif (walaupun ia mendapatkan sesuatu yang buruk,ia selalu berpikiran positif)

4. Hubungan dengan orang lain (baik sesama muslim ataupun non-muslim) dapat terjaga. Karena apa? Karena si pelaku tidak menyimpan rasa curiga di dalam hatinya kepada teman-temannya.

Subhanallah,ternyata setelah kita simak baik-baik,banyak sekali ya manfaat husnuzhon itu. Maka dari itu, ayo berHusnuzhon (kalau yang sudah lanjutkan ya!). (frl)

Husnuzhon



 Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Husnuzhon. Kita pernah dengar kata tersebut bukan? Husnuzhon dapat berarti berpikiran baik tentang apapun serta selalu bersyukur kepada Allah subhanahuwa ta'ala. Kalo bahasa kerennya mungkin Positive thinking. Contohnya adalah ketika kita diberi tahu bahwa nilai kita jelek dan nilai teman sebelah kita bagus, yang termasuk sifat husnuzhon itu adalah saat kita mensyukuri nilai tersebut dan tidak iri serta memfitnah teman kita tersebut. Kita harus bersyukur dengan nilai yang kita dapatkan apabila kita memang sudah berusaha semaksimal mungkin (tentunya dengan jalan yang benar pula) dalam mendapat hasil yang terbaik. Kita pun tidak boleh menduga-duga (ngerasani) teman kita dengan hal yang tidak baik, misalnya, “wah jangan-jangan arek iki nyontek yo,” atau, “ini mesti ada yg gak beres ini, dia pasti curang”. Hal itu tentu tidak baik karena kita memfitnah orang lain. Nah jika kita pernah ‘ngerasani’ seperti itu artinya kita sudah bersifat Suuzhon.

Waduh apa lagi itu? Suuzhon adalah lawan sifat dari husnuzhon. Dan suuzhon itu dilarang, karena bisa membuat kita menjadi iri dan tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah subhanahuwa ta'ala.

Pernahkah kita mengalami seperti diatas?
Atau kita pernah difitnah?

Jika pernah, berarti kita juga pernah menjadi ‘korban’ Suuzhon oleh teman kita. Intinya yang harus berhusnuzhon itu bukan hanya kita, tapi juga semua orang. Akan lebih baik jika kita berhusnuzhon dahulu terhadap orang-orang disekitar kita. Maka dengan begitu maka orang-orang tersebut akan lebih mempercayai kita dan berhusnuzhon dengan kita. Indah bukan jika semua orang bersikap seperti itu? Pertama yang harus kita lakukan adalah memulai dengan diri kita sendiri.

Sebenarnya mudah, yakinkan diri kita bahwa apa yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik bagi kita dan bersyukurlah bahwa kita diberi kenikmatan itu semata-mata karena kita memang membutuhkan itu. “Allah tidak memberikan apa yang kita minta, tetapi Allah memberikan apa yang kita lebih butuhkan” Sudahkah kita berhusnuzhon hari ini? (tro)

Husnuzan Pada Sesama Manusia



Tahanlah diri ketika kau berprasangka buruk pada orang lain. 
Mohonlah ampunan ketika kau tidak sengaja menggunjing orang lain. 
Ucapkan istigfar sebanyak mungkin disaat kau suudzan pada orang lain secara sengaja maupun tidak sengaja. 

Allah menciptakan segala hal secara bepasang-pasangan. Laki-laki dengan perempuan, baik dengan jahat, suudzan dengan husnuzan. Berbicara tentang husnuzan, kata lain dari berbaik sangka, sikap yang harus selalu kita terapkan dalam kehidupan kita. Bukan hanya kepada Allah, kepada diri sendiri pun kita harus berbaik sangka.

Selain kepada Allah dan diri sendiri, kita juga harus berhusnuzan pada sesama manusia. Berhusnuzan itu tidak ada ruginya alias banyak manfaatnya. Sebaliknya bersuudzan mendatangkan rugi besar.

Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 12, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan jangan kamu cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Membahas tentang husnuzan terhadap sesama manusia, kita sebagai seorang muslim harus saling berbaik sangka dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat berbangsa dan bernegara. Manfaat dari berhusnuzan kepada keluarga selain mendapatkan ridho Allah, kita juga dapat kebahagiaan dunia akhirat, serta menjaga agar kekeluargaan tetap kokoh dan utuh. Antar tetangga juga harus berprasangka baik dengan cara saling menghormati.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya menghormati tetangganya.” (H.R. Muslim). Berbuat baik antar tetangga yang sesuai dengan sabda Rasulullah, “Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguan-gangguan.” (H.R. Muslim).

Dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang artinya cakupan dunia sosial semakin luas yang mana kita juga berhusnuzan. Rasulullah bersabda, “Bukan dari golongan kami (umat Islam) orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak menghormati yang tua.” (H.R. Ahmad, Turmuzi, dan Hakim). Selain itu Allah berfirman dalam potongan surat Al-Maidah ayat 2, ”…. Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. …” Jangan lupa bahwa setiap tindakan yang kita lakukan harus dilandasi karena Allah dan ikhlas.(aid)

Mencintai Husnuzhon

Bismillahirrahmaanirrahiim



Mencintai Husnuzhon 

               Hm. Husnudzon itu bilangnya doang gampang ya, tapi melakukannya perlu kekuatan dari Allah lho teman-teman. Eh, pada tahu arti husnudzon kan ya? Jadi, husnudzon itu bahasa kerennya positive thinking. Sama siapa? Ya sama siapa dan apa aja. Terutama sama Allah. Kok, Allah doang? Ya! Karena sumber dari semuanya tentu saja Allah. Semoga, teman-teman diberikan nikmat mencintai berhusnuzhon ya. Amiin.

               Bicara soal cinta, aih, pasti nggak bisa langsung kan. Teman-teman harus tahu, benefit apa yang akan kita dapatkan dari sesuatu yang kita cintai. Ini lho yang akan didapatkan manakala kita mampu konsisten husnuzhon. Check it out ya! 
  1. Allah akan mem’baik’kan diri kita
    Jadi begini, hadits riwayat Bukhari menerangkan bahwa “Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka ia akan diuji olehNya”. MasyaAllah… ternyata Allah punya maksud baik lho ya dengan ujian-ujian yang diberikanNya. Enak nggak tuh, dijadikan manusia yang baik di mata Allah? So, jangan keburu buruk sangka dulu ya...
  2. Terhindar dari penuaan dini
    Ini sudah jelas, ketika keadaan yang kita hadapi memuakkan bin membencikan, ujung-ujungnya pasti kita bersyaraf tegang. Menurut penelitian, ini menyebabkan penuaan dini. Walah, daripada tuaduluan, mending husnudzon aja biar awet muda. 
  3. Dapat kado spesial dari Allah
    Tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 157 yang sangat jelas bahwa “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempuma dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang- orang yang mendapat petunjuk”. Mereka itu siapa? Mereka adalah orang-orang yang sabar, husnudzon, dan ridha dengan ketentuan Allah. Lebih jelasnya, pada surat Ar-Ra’d ayat 24: سَلَٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى ٱلدَّارِ “Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” 
              Dan dengan berbekal husnudzon, langkah awal menjadi orang-orang yang sabar dan tawakkal itu akan menjadi lebih mudah. Balasannya surga (tempat kesudahan yang baik). Kadonya nggak tanggung-tanggung kan?

               Sudah tahu benefitnya, yuk, mulai mencintai husnuzhon. Dengan cara seperti apa? 
  1. Menyadari bahwa apapun yang kita alami itu memang sudah menjadi ketentuan Allah. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa izin Allah. 
  2. Katakan aal izz well pada setiap keadaan yang menjumpaimu. Allah itu sesuai prasangka hambaNya. Jadi kalo pikiran teman-teman positif, insyaAllah keadaan akan positif juga. 
  3. Sering baca surat Al-Insyirah ketika pikiran mulai kalut. Karena di setiap kesulitan, pasti di baliknya ada kemudahan-kemudahan yang Allah berikan. 
  4. Mulailah berhusnuzhon pada hal-hal yang sepele. Misalnya ketika ada temanmu yang tiba-tiba kelupaan mau ngembalikan buku. Afirmasi saja pikiranmu, mungkin buku kita masih sangat diperlukan. Bukankah itu akan menambah kebaikan kita? 
  5. Rajin-rajin baca Al-Qur’an sebagai penghibur hari-hari gundahmu ya. Karena di dalamnya, banyak ayat penyejuk hati yang ampuh untuk mengobati luka. #woos… (mbc)