Remaja, sangat muda, sangat berbakat, sangat bertalenta. itulah gambaran untuk
seorang remaja ideal. Begitu
saja?
Tentu saja tidak.
Masih banyak kriteria untuk menjadi remaja yang
ideal. Hanya
saja,untuk menjadi remaja yang ideal itu sangat dibutuhkan yang namanya ilmu. Dan ilmu tersebut bukan
hanya ilmu dari sekolah misalnya ilmu-ilmu teoritis dari buku pelajaran. Melainkan
juga ketika engkau pernah berpergian ke tempat di
mana tempat itu belum pernah engkau jamah dan pada kesempatan lain engkau
berusaha mengingat kembali jalan menuju tempat yang pernah engkau tuju
tersebut. Itu
juga bisa disebut dengan ilmu baru
bukan?
Namun tatkala adanya teknologi yang
semakin modern dan memudahkan hidup manusia,
perlahan-lahan budaya mempelajari dan mengingat suatu yang baru pun seakan-akan
hilang entah ke mana. Mungkin
ada kalanya kita menyalahkan zaman (naudzubillah). Namun, ya inilah realita. Kita dihadapkan pada
suatu keadaan dimana kebanyakan manusia zaman sekarang sangat menginginkan
hal-hal yang berbau praktis atau instan. Anggaplah
salah satunya adalah fast food,
tentu tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat kini
beralih dari slow food ke fast food. Lucunya, ketika booming
yang namanya fast food, para
masyarakat penemu fast food sendiri
beranggapan bahwa itu adalah junk food yang berarti makanan
sampah. Dan
inikah yang bisa disebut
dengan perbaikan?
Dan permasalahan juga tidak sebatas
itu, ada
satu permasalahan lain lagi.
Yaitu remaja saat ini memiliki keadaan yang mirip
seperti remaja pada zaman Turki
Utsmani. Dimana
pada waktu zaman turki Utsmani para remajanya bisa dikatakan penghancur peradaban. Mengapa kok bisa
dibilang seperti itu ? Simpel, karena disebabkan
perilaku remajanya yang memang sudah malas mencari ilmu dan memanfaatkan waktu
hanya untuk kepentingan duniawi.
Lalu bandingkan permasalahan remaja
pada zaman turki utsmani
dengan
remaja zaman sekarang? Apanya
yang beda? Bedanya cuma
di zaman saja. Pada zaman Turki Utsmani teknologi tidak
seberapa maju dibandingkan dengan sekarang. Zaman sekarang
teknologi sudah maju dan banyak dari remaja kita saat ini terjerembab dalam elitenya teknologi. Contoh saja ketika ada seorang remaja yang
galau berat tidak tahu harus berbuat apa di liburan yang panjang, sedangkan ia sudah tidak
punya PR untuk dikerjakan. Akibatnya,
jiwa remaja ini bagaikan dandelion yang mengikuti arah perginya
angin, tidak
tahu angin itu membawa ke tempat yang buruk atau ke tempat yang baik. Seperti
remaja ini, karena
kelabilannya, ketika ia diajak
temannya untuk bermain game online,
dia
langsung ikut saja. Lama-lama
ia bermain game online dan itu menjadi kebiasaannya, setelahnya ia menjadi
kecanduan bermain game online sampai-sampai nilai sekolahnya menurun (naudzubillah).
Ya
memang begitu
realita zaman sekarang yang terlalu dimanjakan oleh
teknologi yang memudahkan segala aspek
kehidupan. Kita lupa bahwasanya para
penemu menciptakan dengan susah payah teknologi-teknologi tersebut untuk
kesejahteraan manusia di muka bumi.
Namun, kita sering salah
mengartikan arti adanya teknologi tersebut,
sehingga kita salah memanfaatkan. Dan karena salah memanfaatkan teknologi yang
ada saat ini, otomatis segala hal yang ada di sekitar kita pun berubah tidak terkecuali nilai-nilai
kehidupan bergeser ke arah yang
menyimpang (sadar tak sadar dan mau tak mau) itulah yang terjadi.
Dari
beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa di zaman sekarang, para remaja sudah mulai kehilangan
semangat mencari ilmu disebabkan
oleh penyalahgunaan teknologi yang
sudah modern. Padahal
Allah telah berfirman dalam
Al-Quran Surah Al-Qiyamah ayat 36:
“Apakah
manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?”
Jadi, jelas bahwa
manusia hidup di dunia tidak untuk bermain-main. Dan tugas manusia yang sesungguhnya
adalah sebagai khalifah di muka
bumi ini, yakni mengelola segala sesuatu demi kepentingan umat
di seluruh muka bumi.
Namun, apakah semua itu tidak dapat
diubah? Tentu bisa, asal.... kita
mau untuk memperoleh
ilmu, khususnya ilmu agama dan ilmu-ilmu
yang bermanfaat dengan cara mempelajari, memahami, mengamalkan ilmu itu dalam
kehidupan sehari-hari. Juga
jangan lupa jikalau ada temanmu yang sedang terjerembab dalam hal-hal di atas segera arahkan
dia kedalam aktivitas-aktivitas yang bermanfaat.
Simple kan? So tunggu apa lagi. Ayo segera beranjak dari
“kursi”mu dan segera “melangkah”
ke
dunia luar untuk mencari ilmu dan pengalaman
yang bermanfaat sebanyak yang engkau bisa, demi kepentingan umat
dan bangsa :) . (rul)
0 komentar:
Posting Komentar