Jumat, 30 November 2012

Remaja, Kemanakah Engkau akan Melangkah?


Remaja, sangat muda, sangat berbakat, sangat bertalenta. itulah gambaran untuk seorang remaja ideal. Begitu saja?

            Tentu saja tidak. Masih banyak kriteria untuk menjadi remaja yang ideal. Hanya saja,untuk menjadi remaja yang ideal itu sangat dibutuhkan yang namanya ilmu. Dan ilmu tersebut bukan hanya ilmu dari sekolah misalnya ilmu-ilmu teoritis dari buku pelajaran. Melainkan juga ketika engkau pernah berpergian ke tempat di mana tempat itu belum pernah engkau jamah dan pada kesempatan lain engkau berusaha mengingat kembali jalan menuju tempat yang pernah engkau tuju tersebut. Itu juga bisa disebut dengan ilmu baru bukan?

Namun tatkala adanya teknologi yang semakin modern dan memudahkan hidup manusia, perlahan-lahan budaya mempelajari dan mengingat suatu yang baru pun seakan-akan hilang entah ke mana. Mungkin ada kalanya kita menyalahkan zaman (naudzubillah). Namun, ya inilah realita. Kita dihadapkan pada suatu keadaan dimana kebanyakan manusia zaman sekarang sangat menginginkan hal-hal yang berbau praktis atau instan. Anggaplah salah satunya adalah fast food, tentu tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat kini beralih dari slow food ke fast food. Lucunya, ketika booming yang namanya fast food, para masyarakat penemu fast food sendiri beranggapan bahwa itu adalah junk food yang berarti makanan sampah. Dan inikah yang bisa disebut dengan perbaikan?


            Dan permasalahan juga tidak sebatas itu, ada satu permasalahan lain lagi. Yaitu remaja saat ini memiliki keadaan yang mirip seperti remaja pada zaman Turki Utsmani. Dimana pada waktu zaman turki Utsmani para remajanya bisa dikatakan penghancur peradaban. Mengapa kok bisa dibilang seperti itu ? Simpel, karena disebabkan perilaku remajanya yang memang sudah malas mencari ilmu dan memanfaatkan waktu hanya untuk kepentingan duniawi.

            Lalu bandingkan permasalahan remaja pada zaman turki utsmani dengan remaja zaman sekarang? Apanya yang beda? Bedanya cuma di zaman saja. Pada zaman Turki Utsmani teknologi tidak seberapa maju dibandingkan dengan sekarang. Zaman sekarang teknologi sudah maju dan banyak dari remaja kita saat ini terjerembab dalam elitenya teknologi. Contoh saja ketika ada seorang remaja yang galau berat tidak tahu harus berbuat apa di liburan yang panjang, sedangkan ia sudah tidak punya PR untuk dikerjakan. Akibatnya, jiwa remaja ini bagaikan dandelion yang mengikuti arah perginya angin, tidak tahu angin itu membawa ke tempat yang buruk atau ke tempat yang baik. Seperti remaja ini, karena kelabilannya, ketika ia diajak temannya untuk bermain game online, dia langsung ikut saja. Lama-lama ia bermain game online dan itu menjadi kebiasaannya, setelahnya ia menjadi kecanduan bermain game online sampai-sampai nilai sekolahnya menurun (naudzubillah).

            Ya memang begitu realita zaman sekarang yang terlalu dimanjakan oleh teknologi yang memudahkan segala aspek kehidupan. Kita lupa bahwasanya para penemu menciptakan dengan susah payah teknologi-teknologi tersebut untuk kesejahteraan manusia di muka bumi. Namun, kita sering salah mengartikan arti adanya teknologi tersebut, sehingga kita salah memanfaatkan. Dan karena salah memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, otomatis segala hal yang ada di sekitar kita pun berubah tidak terkecuali nilai-nilai kehidupan bergeser ke arah yang menyimpang (sadar tak sadar dan mau tak mau) itulah yang terjadi.

Dari beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa di zaman sekarang, para remaja sudah mulai kehilangan semangat mencari ilmu disebabkan oleh penyalahgunaan teknologi yang sudah modern. Padahal Allah telah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Qiyamah ayat 36:

“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”

Jadi, jelas bahwa manusia hidup di dunia tidak untuk bermain-main. Dan tugas manusia yang sesungguhnya adalah sebagai khalifah di muka bumi ini, yakni mengelola segala sesuatu demi kepentingan umat di seluruh muka bumi.

Namun, apakah semua itu tidak dapat diubah? Tentu bisa, asal.... kita mau untuk memperoleh ilmu, khususnya ilmu agama dan ilmu-ilmu yang bermanfaat dengan cara mempelajari, memahami, mengamalkan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari. Juga jangan lupa jikalau ada temanmu yang sedang terjerembab dalam hal-hal di atas segera arahkan dia kedalam aktivitas-aktivitas yang bermanfaat.

            Simple kan? So tunggu apa lagi. Ayo segera beranjak dari “kursi”mu dan segera “melangkah” ke dunia luar untuk mencari ilmu dan pengalaman yang bermanfaat sebanyak yang engkau bisa, demi kepentingan umat dan bangsa :) . (rul)

0 komentar: